Beberapa modus kejahatan melalui teknologi memang saat ini semakin bertambah banyak. Bahkan banyak kasus yang muncul di Indonesia merugikan finansial masyarakat luas. Salah satunya yang sering dikenal dengan kejahatan skimming, yang merupakan proses penyalinan atau menduplikasi sebuah data pada fisik kartu ATM baik itu debit ataupun kredit langkah ini dilakukan memang bertujuan untuk bisa melakukan bertransaksi pembayaran dengan kartu baik itu ATM ataupun edisi. Jadi pelaku memodifikasi atau memasang alat skimmer pada mesin yang digunakan sehingga bisa melihat isi atau data penting di dalamnya.
Saat ini memang teknologi semakin canggih namun perlu untuk diwaspadai jika kejahatan baru juga semakin marak terjadi. E-skimming menjadi salah satu jenis kejahatan yang sedang populer di Indonesia dan merugikan banyak pihak. Skimming sendiri dikenal pula dengan sniper atau sebuah tindakan mencuri data baik itu nama pemilik kartu nomor CVV atau expired date. Umumnya para pelaku kejahatan ini mencari cara dengan menginfeksi virus pada perangkat smartphone milik korban atau menginfeksi platform sistem digital pihak ketiga. Misalnya saja pada sebuah maskapai penerbangan, e-commerce ataupun yang lainnya.
Kemudahan dalam bertransaksi melalui sistem online saat ini memang selalu disertai dengan kewaspadaan diri. Berbagai muncul jenis kejahatan melalui online seperti yang telah disebutkan diatas menjadi bukti nyata jika bisa terjadi kepada siapapun. Bahkan kerugian bukan hanya pada kehilangan data diri tetapi juga kondisi finansial yang bisa terkuras habis akibat data yang dirampas oleh para pelaku kejahatan. Disinilah rasanya penting untuk mengetahui contoh serangan yang dilakukan para attackers dan tips keamanannya.
Supaya Anda tidak kebingungan, berikut ini metode serangan dan juga cara yang bisa digunakan yaitu pelaku melakukan peretasan perangkat baik itu smartphone maupun komputer dari korban. Kondisi ini dilakukan dengan menyerang perangkat smartphone ataupun komputer, yang hanya terbatas pada pemilik kartu komputer dan juga smartphone saja. Ketika melakukan pembayaran online umumnya para tindak kejahatan mencuri data sensitif dari kartu yang diinput oleh pemiliknya akibatnya data yang harus dirahasiakan tersebut diketahui dan digunakan untuk membobol atau transaksi ilegal para pelaku.
Dari kasus diatas bisa dicontohkan ketika ada peretasan infeksi virus atau malware pada sistem smartphone. Umumnya disebabkan oleh pembajakan, penginstal aplikasi dari situs tidak resmi atau blackmarket aplikasi. Resikonya tentu bahaya malware yang paling umum menyerang ponsel atau komputer Anda saat terkoneksi internet. Ini bisa dihindari dengan mengembangkan kebiasaan aman serta cerdas dari berbagai ancaman.
Pencegahan Skimming Pada Gadget, Kartu Debit& Kartu Kredit
Melalui kasus tersebut supaya Anda tidak terjebak dari bahaya malware atau skimming. Anda harus melakukan pencegahan ekstra yang bisa dilakukan dengan cara seperti berikut:
- Menggunakan anti-virus yang aman dan resmi pada komputer atau smartphone Anda dan lakukan update secara berkala.
- Melakukan update secara rutin pada operating system komputer atau smartphone menjadi hal penting.
- Hindari penggunaan aplikasi bajakan pada smartphone ataupun komputer.
- Hindari instal aplikasi dari sumber yang kurang terpercaya bahkan tidak resmi.
Contoh kasus kedua adalah meretas platform system online dari pihak ketiga. Elektronik skimming juga terjadi ketika ada penyerangan atau infeksi platform system online di pihak ketiga. Contohnya toko online, perusahaan finansial, sampai dengan maskapai penerbangan. Yang dimana korban merupakan seluruh pengguna pihak ketiga tersebut ketika melakukan pembayaran online dengan kartu Anda akan memasukkan data transaksi seperti nama lengkap, nomor kartu ataupun yang lainnya. Data yang seharusnya diperuntukkan untuk bertransaksi namun ada malware dalam website yang menjadikan data diteruskan ke attacker.
Data yang memang dirahasiakan tidak bisa diketahui oleh pihak lain jika itu terjadi tentu saja kemudahan melakukan transaksi ilegal seperti pembobolan kartu. Transaksi yang dilakukan umumnya melalui website merchant online yang tidak memerlukan OTP ataupun yang lainnya yang menjadi masalah pengguna memang tidak bisa melihat ciri website atau aplikasi yang sudah disusupi malware.
Sudah jelas data-data yang seharusnya di rahasiakan tersebut akan digali dan digunakan transaksi ilegal untuk membobol kartu milik si korban. Transaksi umumnya dilakukan melalui website online yang tidak memerlukan 3D dan sejenisnya. Adapun tips keamanan kartu kredit atau debit yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya skimming antara lain:
- Selalu rahasiakan data kartu baik itu nomor kartu, expired date CVV ataupun yang lainnya.
- Jangan menyimpan informasi kartu kredit atau debit pada sebuah platform online, hindari pula memfoto dan mencetak kartu kredit dan debit.
- Selalu awasi dan review billing statement pada kartu debit dan kredit Anda. Jangan lupa gunakan fitur kontrol kartu kredit dari my BCA yang bisa menonaktifkan fitur transaksi debit online jika sedang tidak dipakai.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan baca di : https://www.bca.co.id/id/informasi/awas-modus/2023/05/09/02/44/waspada-e-skimming-lindungi-gadget-dan-kartu-kredit-debit-mu
Diatas merupakan beberapa contoh proses kejahatan melalui online atau lebih dikenal dengan skimming. Meskipun Selain itu ada beberapa jenis lainnya yang tentu mengancam proses transaksi keuangan Anda. Dari itu semua bisa disimpulkan jika maraknya e-skimming selalu membuat Anda harus berhati-hati.